sentralmerahputih.id | Gresik – Warga dan pengguna jalan diminta ekstra waspada saat melintas di ruas Jalan Boboh–Kepatihan, Kabupaten Gresik.
Jalur ini kerap dijuluki “jalur tengkorak” karena sering terjadi kecelakaan lalu lintas, baik yang melibatkan kendaraan roda dua maupun roda empat.
Menurut keterangan warga sekitar, kondisi jalan yang bergelombang, berlubang, dan minim penerangan di malam hari menjadi faktor utama tingginya angka kecelakaan.
Tak jarang, korban mengalami luka berat bahkan meninggal dunia.
Ketua Wartawan dan Aliansi Gresik Selatan (WAGS) menyoroti kurang tanggapnya Pemerintah Kabupaten Gresik, khususnya Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR), yang dinilai tidak memprioritaskan perbaikan ruas jalan tersebut.
“Ini jalur vital yang menghubungkan dua wilayah, tapi kenyataannya dibiarkan rusak bertahun-tahun. Nyawa pengendara seolah bukan prioritas,” tegasnya.
Lebih lanjut, Ketua WAGS menekankan agar perbaikan Jalan Boboh–Kepatihan dianggarkan dan diprioritaskan ketimbang memperbaiki jalan di pelosok desa yang jarang dilalui, seperti Jalan Sidoraharjo.
“Kami bukan menolak pembangunan di desa, tapi harus ada skala prioritas. Jalan yang padat lalu lintasnya dan sering memakan korban seharusnya didahulukan,” ujarnya.
Selain kondisi jalan yang rusak, tingginya volume kendaraan dan pengendara yang melaju dengan kecepatan tinggi juga memperbesar risiko.
Warga berharap pemerintah segera mengambil tindakan nyata, mulai dari perbaikan jalan, penambalan lubang, hingga pemasangan rambu peringatan di titik rawan.
Pihak kepolisian setempat mengimbau pengendara untuk selalu mengurangi kecepatan, menjaga jarak aman, serta lebih waspada, khususnya di malam hari dan saat hujan.
“Kami terus melakukan patroli dan pemasangan rambu untuk meminimalisir kecelakaan,” kata Kapolsek Menganti, AKP M. Dawud
Dengan kondisi ini, pengendara diimbau tidak hanya mengandalkan keterampilan berkendara, tetapi juga mengutamakan keselamatan diri dan orang lain di jalan pungkasnya.(*/hr)